I.
Manusia
dan Keindahan
Menurut
ilmu filsafat seni manusia adalah makhluk pemuja keindahan. lewat panca indera
manusia dapat menikmati keindahan dan setiap saat tak dapat berpisah dengannya,
serta berupaya untuk dapat menikmatinya
dalam waktu yang lama. Kalau tidak dapat memperolehnya manusia mencari kian
kemari agar dapat menemukan dan memuaskan rasa dahaga akan keindahan.
Manusia
setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar
segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini
menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah
keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang
mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta
harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan
berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan
bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan
minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan
apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Hakekat dari Keindahan
Keindahan
adalah susunlah kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal
kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet
Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk
yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
Filsuf
abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut
luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan
dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a.
Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b.
Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c.
Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik
murni
Yaitu
pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu
yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa
keindahan bentuk dan warna
Cinta
sangat kuat sekali dalam membangkitkan daya kreativitas para seniman unutk
menciptakan keindahan bagi para seniman untuk menciptakan keindahan bagi para
seniman kreativitas itu hipotesisnya abstrak. Seperti yang dikemukakan oleh
Keatas keindahan adalah konsep yang baru dapat berkomunikasi setelah mempunyai
bentuk. Konsep itu sendiri abstrak dan kabur dia ada akan tetapi tidak dapat
berbicara dengan seniman sebelum ada imajinasi yang menghubungkan seniman itu
dengan konsepnya sendiri setelah konsepnya terbentuk, barulah konsep keindahan
seniman berdialog dengan pembaca, seperti gesang pada waktu bermain-main di
Bangawan Solo ia heran sungai yang airnya tak seberapa itu pada waktu banjir
sangat mengerikan orang yang melihatnya ia merenung ia memperoleh konsep
keindahan setelah konsep itu diberi bentuk ialah lagu “Bengawan Solo” maka
barulah dapat berkomunikasi
Dalam
proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka menciptakan keindahan
menurut Koats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut ketidak tentuan, misterius
(negative capability), justru seniman yang tidak memiliki kemampuan negative
tidak mampu menciptakan keindahan, kemampuan negative ini identik dengan proses
mencari (ialah mencari keindahan) karena yang bersangkutan merasa belum puas
atas keindahan yang telah diciptakannya.
Kontemplasi
adalah suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan
dirinya sendiri atau mungkin juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan
peristiwa kehidupan tertentu berkenaan dengan dirinya atau di luar dirinya.
Di
kalangan umum kontemplasi diartikan sebagai aktivitas melihat dengan mata atau
dengan pikiran untuk mencari suatu dibalik yang tampak atau tersurat misalnya,
dalam ekspresi : seseorang sedang berkontemplasi dengan bayang-bayang atau
dirinya dimuka cermin.
Seorang
filosuf bernama Jac Ques Maritain mengatakan bahwa seni itu memberi kesempatan
yang mustahil kepada manusia untuk berpacu dengan kontemplasi, yang akan
menghasilkan suatu kegembiraan spiritual yang malampaui batas setiap jenis
kegembiraan yang lain.
Keindahan
adalah identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran
adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada
dua nilai terpenting dalam keindahan
1.
Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk
sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2.
Nilai intrinsik adalah sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang
merupakan tujuan dari sifat baik tersebut, contohnya pesan yang akan
disampaikan dalam suatu tarian.
Teori
estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya yakni karena
manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est
Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya, yakni karena
keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya
seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang
subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila
terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi. Ada tiga hal yang
nyata ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan
(Integrity) ada keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek
tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hukum keindahan.
H.
C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka
mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang
menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu
yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia
menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
II.
Manusia
dan Penderitaan
Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia
bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan
individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu
perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi
untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan
dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang
bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula
yang menyebabkan kegagalan dan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu,
penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari
seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak
saudara.
Mengenai
penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contohnya jika seseorang telah
berusaha melakukan yang terbaik namun akhirnya bernasib sial dan menjadi
miskin. Selama itu dia terus dicobai dengan segala beban hidup, namun dengan
keteguhannya dapat berbalik menjadi sukses atas kerja kerasnya.
Masih
banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya
berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong
untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Tujuan manusia yang paling populer
adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari
oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan,
dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal
ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut
penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana
alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti
kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan
seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin
disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan
dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu
menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan
penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran
yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu
pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan
manusia, dan kunci menuju hidup baik.
Kritik
terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan
banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka.
Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis
psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan
penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada
kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang
ingin dicapai atau dikejarnya. Puncak kehidupan etika bukan pada kenikmatan,
melainkan pada kebahagiaan. Kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya
“pelengkap” tindakan.
III.
Manusia
dan Keadilan
keadilan adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah
diantara dua ujung ekstream yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
KEADILAN SOSIAL
seperti pancasila yang bermaksud
keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang
adil dan makmur.
setiap manusia berhak untuk
mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya
masing-masing.
Berbagai Macam Keadilan :
>> Keadilan Legal atau
Keadilan Moral
>> Keadilan Distributif
>>
Keadilan Komulatif
Kejujuran
jujur
artinya apa yang dia katakan sesuai dengan hati nuraninya dengan kenyataan yang
ada. Sedangkan kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada.
Jujur juga berarti bersih hatinya dari perbuatan – perbuatan yang dilarang oleh
agama dan hukum.
Kecurangan
Kecurangan
ini idientik dengan ketidak jujuran dan sama pula dengan halnya licik, meskipun
tidak mirip 100%.
Kecurangan
atau curang memiliki arti apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati
nuraninya atau dari hatinya orang itu berniat curang dan tidak memiliki rasa
kejujuran di dalam dirinya.
Kecurangan
ini dapat menyebabkan orang serakah, tak mau peduli dengan orang lain dan gak
mau tau dengan sesama.
Pemulihan
nama baik ada pribahasa yang mengatakan ” dari pada berputih mata lebih baik
berputih tulang ” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besarnya
nilai nama itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu
berpesan kepada anak-anaknya ” jaga baiklah nama keluarga mu!” pada hakekatnya
pemulihan nama baik ini adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya.
bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai
dengan akhlak.
Pembalasan
pembalasan
merupakan suatu reaksi atas perbuatan yang kita lakukan terhadap orang lain.
reaksi tersebut dapat berupa yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah
laku yang seimbang.
pembalasan
oleh adanya pergaulan. pergaulan yang bersahabat mendapatkan balasan yang
bersahabat. pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan pembalasan yang tidak
bersahabat pula.
pada
dasarnya manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul manusia
harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu.
IV.
Manusia
dan Pandangan Hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati.karena itu
ia menentukan masa depan seseorang,untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan
ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam:
·
Pandangan hidup yang berasal dari agama
yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
·
Pandangan hidup yang berupa ideology
yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut
·
Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandanganhidup yang relative kebenarannya. Apabila pandangan hidup itu diterima
oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup
itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya
disebut ideologi politik.
Pandangan
hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha,
keyakinan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai
dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu
segala hal yang baik. Yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram.
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
V.
Manusia
dan Tanggung Jawab
Tanggung
jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan
fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin
meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap
insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut
kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab
masing-masing individu berbeda.
Tanggung
jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud
adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam
mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah
petunjuk pada hati (nurani)mu."
Dalam
wacana keislaman, tanggung jawab adalah tanggung jawab personal. Seorang muslim
tidak akan dibebani tanggung jawab orang lain. Allah berfirman: "Setiap
jiwa adalah barang gadai bagi apa yang ia kerjakan." Dan setiap pojok dari
ruang kehidupan tidak akan lepas dari tanggung jawab. Kullukum râ'in wa
kullukum mas'ûlun 'an Ro‘iyyatih.....
Tanggung
jawab bisa dikelompokkan dalam dua hal. Pertama, tanggung jawab individu
terhadap dirinya pribadi. Dia harus bertanggung jawab terhadap akal(pikiran)nya,
ilmu, raga, harta, waktu, dan kehidupannya secara umum. Rasulullah bersabda:
"Bani Adam tidak akan lepas dari empat pertanyaan (pada hari kiamat
nanti); Tentang umur, untuk apa ia habiskan; Tentang masa muda, bagaimana ia
pergunakan; Tentang harta, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia gunakan;
Tentang ilmu, untuk apa ia amalkan."
Kedua,
tanggung jawab manusia kepada orang lain dan lingkungan (sosial) di mana ia
hidup. Kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluq yang membutuhkan orang
lain dalam hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan kata lain, ia mempunyai
kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan sosialnya. Kewajiban sangat erat
kaitannya dengan eksistensi seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Kita
sadar bahwa kalau kita tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap orang lain,
tidak pantas bagi kita menuntut orang lain
untuk bertanggung jawab pada kita. Kalau kita tidak berlaku adil pada
orang lain, jangan harap orang lain akan berbuat adil pada kita.
Ada
sebagian orang yang berkata bahwa kesalahan-kesalahan yang ia lakukan adalah
takdir yang telah ditentukan Tuhan kepadanya. Dan dia tidak bisa menolaknya.
Satu misal sejarah; suatu ketika di masa Umar bin Khattab, seorang pencuri
tertangkap dan kemudian dibawa ke
hadapan khalifah. Beliau bertanya: "Mengapa kamu mencuri?", pencuri
itu menjawab "Ini adalah takdir. Saya tidak bisa menolaknya."
Khalifah Umar kemudian menyuruh sahabat-sahabat untuk menjilidnya 30 kali. Para
sahabat heran dan bertanya "Mengapa dijilid? bukankah itu menyalahi
aturan?" Khlaifah menjawab
"Karena ia telah berdusta kepada Allah."
Seorang
muslim tidak boleh melepas tangan (menghindar dari tanggung jawab) dengan
beralasan bahwa kesalahan yang ia kerjakan adalah takdir yang ditentukan Allah
kepadanya. Tanggung jawab tetap harus ditegakkan. Allah hanya menentukan
suratan ulisan) tentang apa yang akan dikerjakan manusia berdasarkan keinginan
mereka yang merdeka, tidak ada paksaan. Dari sinilah manusia dituntut untuk
bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Mulai dari hal yang sangat
kecil sampai yang paling besar. "Barang siap yang berbuat kebaikan, walau
sebesar biji atom, dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang berbuat
kejelekan, walau sebesar biji atom, maka ia akan melihatnya pula" (al
Zalzalah 7-8).
VI.
Manusia
dan Kegelisahan
Selama hidupnya, manusia pasti pernah mengalami
kegelisahan baik intensitasnya sering ataupun jarang, apalagi di era
globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang
tinggi untuk hidup di dalamnya. kegelisahan sendiri berasal dari kata gelisah
yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir,tidak senang tidak
sabar, cemas sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang
tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam
tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. sedangkan kita dapat
mengetahui tanda tanda bahwa seseorang mengalami ketegang adalah dari tingkah
lakunya. tingkah laku yang bagaimana? umumnya seorang yang sedang tegang
melakukan hal- hal yang tidak biasa dia lakukan seperti berjalan mondar-mandir,
duduk termenung sambil memegang kepalanya dan berbagai hal lain yang mungkin
dapat membingungkan orang yang melihatnya.
"Sigmon Freud"seorang ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu: kecemasan kenyataan, kcemasan neoritik dan kecemasan moril
A) kecemasan tentang kenyataan ( objektif )
kecemasan tentang kenyataan adalah suatu kenyataan yang pernah dialami oleh seseorang di masa lalu yang membuat orang tersebut menjadi shocked karenanya. sebagai contohnya, ketika seorang wanita mengalami kejadian penjambretan ketika ia sedang berjalan di suatu wilayah tertentu. ketika wanita tersebut diajak kembali ke tempat tersebut ia akan menjadi gelisah karena takut hal tersebut akan terulang lagi padanya.
B) Kecemasan Neoritis
kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan hal yang dibayangaknnya atau takut akan idnya sendiri sehingga menekan ego. kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan. sebagai contohnya ayah dinar akan dipindahkan ke kota lain dan mereka sekeluarga harus pindah ke kota tersebut. kecemasan neoritis dinarpun memuncak ketika ayahnya membicarakan hal tersebut kepadanya. dinar membayangkan bahwa hidupnya di daerah tersebut akan tidak sebahagia di tempat yang ia tinggali sekarang karena kota baru tempat dimana ayahnya akan dipindahkan tersebut terletak di suatu daerah yang terpencil yang jauh dari tempat hiburan, dimana dinar sudah terbiasa untuk tinggal di kota besar yang banyak tempat hiburannya. hal tersebut merupakan sebuah contoh dari kecemasan Noritis.
C) kecemasan moril
kecemasan moril sendiri disebabkan oleh pribadi seseorang dimana tiap pribadi memiliki berbagai macam emosi seperti: iri, benci, dendam,dengki,marah,gelisah.rasa kurang,cinta.
rasa iri, benci,dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, oleh karena itu alasan untuk iri,benci,dengki kurang dapat dipahami oleh orang lain.
"Sigmon Freud"seorang ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu: kecemasan kenyataan, kcemasan neoritik dan kecemasan moril
A) kecemasan tentang kenyataan ( objektif )
kecemasan tentang kenyataan adalah suatu kenyataan yang pernah dialami oleh seseorang di masa lalu yang membuat orang tersebut menjadi shocked karenanya. sebagai contohnya, ketika seorang wanita mengalami kejadian penjambretan ketika ia sedang berjalan di suatu wilayah tertentu. ketika wanita tersebut diajak kembali ke tempat tersebut ia akan menjadi gelisah karena takut hal tersebut akan terulang lagi padanya.
B) Kecemasan Neoritis
kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan hal yang dibayangaknnya atau takut akan idnya sendiri sehingga menekan ego. kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan. sebagai contohnya ayah dinar akan dipindahkan ke kota lain dan mereka sekeluarga harus pindah ke kota tersebut. kecemasan neoritis dinarpun memuncak ketika ayahnya membicarakan hal tersebut kepadanya. dinar membayangkan bahwa hidupnya di daerah tersebut akan tidak sebahagia di tempat yang ia tinggali sekarang karena kota baru tempat dimana ayahnya akan dipindahkan tersebut terletak di suatu daerah yang terpencil yang jauh dari tempat hiburan, dimana dinar sudah terbiasa untuk tinggal di kota besar yang banyak tempat hiburannya. hal tersebut merupakan sebuah contoh dari kecemasan Noritis.
C) kecemasan moril
kecemasan moril sendiri disebabkan oleh pribadi seseorang dimana tiap pribadi memiliki berbagai macam emosi seperti: iri, benci, dendam,dengki,marah,gelisah.rasa kurang,cinta.
rasa iri, benci,dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, oleh karena itu alasan untuk iri,benci,dengki kurang dapat dipahami oleh orang lain.
sifat-sifat seperti
itu adalah sifat yang tidak terpuji bahkan mengakibatkan manusia merasa
khawatir, takut,cemas,gelisah dan putus asa.
PENYEBAB KEGELISAHAN
Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.
contohnya:
beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar isu bahwa jakarta akan diguncang gempa dengan daya rusak yang setara dengan bom hiroshima pada waktu tertentu. ketika mereka mendengar berita tersebut, mereka langsung panik dan melakukan persiapan untuk mengamankan barang-barang miliknya atau membuat tenda di depan rumah dan menjudge bahwa berita tersebut benar adanya. padahal kalau kita telaah secara mendalam, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan dan dimana gempa itu akan terjadi. hal tersebut dapat terjadi karena mereka takut kehilangan beberapa haknya seperti hak untuk hidup, ak untuk mendapat perlindungan, dan lain lain
CARA MENGATASI KEGELISAHAN
mengatasi kegelisahan ini peratam-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada tuhan.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1993679-manusia-dan-kegelisahan/#ixzz1cUpy8sdm
PENYEBAB KEGELISAHAN
Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.
contohnya:
beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar isu bahwa jakarta akan diguncang gempa dengan daya rusak yang setara dengan bom hiroshima pada waktu tertentu. ketika mereka mendengar berita tersebut, mereka langsung panik dan melakukan persiapan untuk mengamankan barang-barang miliknya atau membuat tenda di depan rumah dan menjudge bahwa berita tersebut benar adanya. padahal kalau kita telaah secara mendalam, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan dan dimana gempa itu akan terjadi. hal tersebut dapat terjadi karena mereka takut kehilangan beberapa haknya seperti hak untuk hidup, ak untuk mendapat perlindungan, dan lain lain
CARA MENGATASI KEGELISAHAN
mengatasi kegelisahan ini peratam-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada tuhan.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1993679-manusia-dan-kegelisahan/#ixzz1cUpy8sdm
VII.
Manusia
dan Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung paa pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka
perlu usaha dengan sungguh-sungguh.
Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu
muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan
dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan
hal yang lebih baik atau meningkat. Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk
sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup,
yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya.
Ada
dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Menurut Maslow sesuai dengan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan
dicintai
4.
diakui lingkungan
5.
perwujudan cita-cita
Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar
amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai
arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan
perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati hati agar mereka
tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam
bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Dr
Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang
kebenaran :
1.
teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat
koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2.
teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila
materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan)
obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3.
teori pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
1.
kepercayaan pada diri sendiri
2.
kepercayaan padaorang lain
3.
kepercayaan pada pemerintah
4.
kepercayaan pada Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar