KADO UNTUK SAMUEL

0

12926784181062922423
12915650891304406632
Aku meneguk sisa es teh tawar yang masih tersisa di gelasku. Ketika aku masih menikmatinya ekor mataku menangkap sosok anak laki-laki yang memperhatikanku. Matanya menatapku. Sebuah tatapan yang menusuk ke dalam hatiku. Tatapan yang penuh iba. Aku meletakkan gelas yang hanya menyisakan es batu yang masih membeku.
“Bu, anak kecil yang duduk di pinggir jalan itu siapa ya?” tanyaku penasaran kepada pemilik warung sambil memandang anak laki-laki tersebut.
“Ow… Duh, kasihan tuh anak, bang!”
“Kasihan kenapa, bu?”
“Sudah seminggu bapanya meninggal gara-gara sakit. Ibunya sih meninggal pas melahirkan dia. Dia ngga punya keluarga lagi. Sekarang sih dia tidur di mana saja karena di usir dari kontrakan.”
“Begitu ya, bu!”
Selesai membayar es teh tawar yang aku pesan. Aku menghampiri anak laki-laki yang hanya mengenakan pakaian kumal tanpa alas kaki. Entah sudah berapa lama dia tidak mengganti pakaiannya.
Semakin aku mendekatinya semakin jelas kelihatan kalau tubuhnya tidak terurus. Dia terus menatapku sampai aku duduk di sampingnya.
“Nama kamu siapa dek?” tanyaku dengan nada bersahabat sambil mengukir sebuah senyuman.
“Aku lapar, kak!” ucapnya sambil memegang perutnya.
Aku mencoba mengingat uang yang masih tersisa di saku dan dompetku. Hanya ada selembar sepuluh ribuan dan dua koin lima ratus.
“Nanti kakak belikan kamu makanan. Tapi nama kamu siapa?” Sekali lagi aku menanyakan namanya.
“Benar kak? Serius? Kakak ngga bohongkan?”
“Iya. Ngapain bohong? Tapi nama kamu siapa?”
Aku melihat senyuman manisnya yang memancarkan barisan giginya yang tersusun rapi tapi berwarna kuning karena tidak pernah disikat.
“Namaku Samuel Lie. Dipanggilnya Samuel. Kalau kakak?”
“Bumi Dinasty, panggil saja kak Bumi!”
Dia mengulurkan tangannya lalu kusambut. Sebuah jabatan salam perkenalan yang hangat. Terasa kalau tangannya penuh dengan debu ketika tanganku bersentuhan dengan tangan munggilnya. Kukunya yang panjang menyembunyikan daki berwarna hitam di setiap kuku jarinya.
“Yuk, kita makan.”
“Di mana kak?”
“Tuh ada warteg!” ucapku sambil menunjuk sebuah warteg.
Dengan langkah semangat Samuel memegang tanganku dan menuntunku ke warteg tersebut. Wajah murungnya berubah menjadi ceria.
Aku hanya memandangnya dengan mata yang hampir copot. Lahap sekali anak ini makan. Kurang dari lima menit, makanan yang aku pesan sudah tidak tersisa lagi. Sampai menjilat jarinya segala.
“Terima kasih ya, kak!” ucapnya dengan malu-malu.
“Sama-sama,” balasku terharu meski aku tahu jatah makan malamku sudah tidak ada lagi.
*****
Aku manatap Samuel yang tidur terlelap yang hanya beralaskan koran dan tumpukan baju di kosku yang hanya berukuran 2×1,5 meter. Masih terngiang pembicaraan antara aku dengan Samuel sebelum dia terlelap.
“Aku panggil kakak dengan sebutan Ko Bumi ya?”
Aku menatapnya dengan keheranan di antara terang yang dipancarkan lilin kecil. Anehkan? Kos yang aku tinggali hanya seratus ribu sebulan. Tanpa listrik dan tanpa kamar mandi. Jadi kalau mau mandi harus ke WC umum. Itu pun harus bayar. Suara kereta api yang lewat persis di depan kosku sudah menjadi musik tersendiri bagiku. Kata orang ada harga, ada mutu. Seperti itulah gambaran kos di pinggiran rel kereta api.
“Dulu aku punya koko.”
“Terus koko kamu di mana sekarang?”
Hening. Sunyi. Bisu.
“Koko… Koko meninggal karena sakit sama seperti papa. Namanya Ko Daniel.”
Kembali kesunyian mencekam.
“Ngga apa-apakan kalau aku manggil kakak dengan panggilan Ko Bumi?”
Aku berusaha untuk tersenyum, “panggil saja Ko Bumi.”
“Oklah kalau begitu.”
Aku tertawa dengan tingkah lakunya yang masih polos.
Karena lelah Samuel langsung tidur terlelap. Sementara aku berusaha menutup mataku diantara suara perutku yang berbunyi karena kelaparan.
*****
12915651631596054007
“Koko pengen punya toko sendiri,” celotehku ketika mengajaknya ke tempatku bekerja. “Ngga perlu besar, yang penting milik sendiri.”
“Kenapa ngga jadi koki saja?”
“Koki?”
“Iya. Bisa makan sepuasnya. Kita makan ya ko?”
“Kamu lapar?”
“Lapar setengah mati.”
“Tapi uang koko tinggal seribu rupiah. Cuma bisa beli gorengan.”
Samuel hanya menatapku.
“Kamu disini ya, koko beliin kamu gorengan dulu.”
“Iya ko.”
Aku berlari untuk membeli dua potong pisang goreng. Begitu kembali, mata Samuel berbinar-binar ketika menerima dua potong pisang goreng.
“Ini untuk aku dan ini untuk koko,” ucapnya sambil menyerahkan sepotong pisang goreng.
“Untuk kamu saja ya!”
“Ngga mau! Koko kan belum makan apa-apa dari semalam?”
Dengan berat hati aku memakannya juga.
Setelah itu aku langsung melakukan tugasku ketika tiba di toko. Membuka toko, lalu membersihkannya, melayani pembeli dan kemudian menutupnya. Gajinya sih cukup untuk bayar kos, makan, kebutuhan sehari-hari dan biaya transportasi. Tapi beruntung Ko Willy, si empunya toko berbaik hati mengizinkan aku memakai komputernya untuk jualan online. Aku menjual tas yang ada di toko Ko Willy di blogku yang kuberiBumiDinasty.com . Keuntungannya memang sedikit. Tapi aku percaya, setia dalam hal yang kecil maka Tuhan akan mempercayakan hal yang lebih besar lagi.
“Nanti kalau ada yang beli tas sama koko, nanti koko traktir kamu di KFC.”
“Wow! Samuel doain semoga laku. AMIN”
Aku hanya tersenyum. Apa lagi melihat tubuhnya sudah bersih. Meski baju yang dikenakannya kebesaran.
Aku belum bisa membelikan Samuel baju sehinga mau ngga mau dia harus memakai pakaianku.
*****
“Kamu sikat gigi pakai garam ya?”
Samuel menatapku dengan kebingungan.
“Pasta giginya habis. Koko belum bisa beli.”
“Ow…”
“Begini caranya…” ucapku lalu mengambil garam dengan telunjuk tanganku dan menggosokkannya ke gigiku.
“Asin ko!”
Aku tersenyum meski hatiku perih.
“Yah iyalah masa manis.”
*****
12915651891207257977
“Badanmu panas,” keluhku bingung ketika tanpa sengaja menyentuh tubuhnya. “Kamu sakit ya?”
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut munggil Samuel yang merah. Dahinya berkerut dan bibirnya mendesah menahan sakit.
Sementara di luar kos, gerimis mulai turun.
Tubuh Samuel kedinginan. Tidak ada jaket atau selimut. Aku berusaha menghangatkan tubuhnya dengan menempelkan beberapa baju ke seluruh tubuhnya.
“Kita ke dokter ya?” usulku, meski aku sendiri tidak yakin mendapat pertolongan tanpa uang yang cukup. Orang miskin dilarang sakit! Kalau berobat harus pinjam sana-sini buat biaya berobat. Setelah sembuh kerja keras lagi buat bayar hutang.
Aku semakin bingung ketika Samuel tidak menjawab. Dia hanya mengerang dengan mata tertutup rapat.
Aku menggendong tubuh Samuel dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Entah kenapa aku takut kehilangan Samuel. Meski baru dua minggu mengenalnya. Rasanya seperti terjalin ikatan batin yang kuat diantara kami.
Sehari tanpa ocehan Samuel rasanya ada yang aneh. Pertanyaan-pertanyaan sering terlontar dari mulutnya hingga kadang aku kewalahan menjawabnya.
“Woi, mau ke mana loe?” sergah satpam rumah sakit ketika melihatku. “Enak saja main masuk!”
“Adik saya sakit, pak?”
Satpam tersebut memandangku dan Samuel berkali-kali. Mungkin dia bingung, aku yang pribumi memiliki adik yang keturunan Tionghoa.
“Bawa saja ke rumah sakit lain. Di sini bayarnya mahal. Ngga terima pasien kayak begini!”
Ya Tuhan? Apa rumah sakit ini hanya menerima pasien yang menaiki mobil mewah yang bisa di rawat di sini? Sementara orang miskin sepertiku tidak diterima?
Ketika satpam tersebut mengarahkan mobil mewah untuk mendapatkan parkir aku langsung menerobos masuk. Aku tetap nekat untuk masuk. Apa pun akan aku lakukan untuk Samuel. Satpam tersebut hanya pasrah dengan sikapku. Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang melihatku basah kuyup tanpa alas kaki. Sandal nyang kupakai tadi putus. Mungkin sudah waktunya untuk diganti.
Aku tidak menghiraukan tatapan orang yang memandangku. Dinginnya AC menusuk hingga tulang sum-sumku.
*****
12915652261633796255
Empat hari kemudian.
“Hemofilia?” tanyaku kaget.
“Penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui kromoson X,” ucap dokter muda yang cantik perawakannya memberiku penjelasan.
Aku menggagumi kecantikannya.
“Tapi selama ini tidak ada keanehan yang saya temui, seperti pendarahan yang terus menerus atau terjadi benturan pada tubuhnya yang mengakibatkan kebiru-biruan. Kalau boleh tahu, Samuel mengidap hemofilia A atau Hemofilia B, dok?”
“Begitu ya? Hemofilia B.”
Aku terdiam.
“Tidak hanya itu, hasil pemeriksaan menyatakan kalau dia juga positif HIV.”
Aku berdiri seperti patung. Samuel yang masih berumur enam tahun mengidap HIV? Ayah atau ibunyakah yang menularkan? Atau karena dia pernah menjalani transfusi darah dan ternyata Human Immunodeficiency Virus lolos dalam transfusi darah yang dijalanninya.
Kini aku tahu, kenapa tidak ada satu pun keluarganya yang mau menampungnya yang sebatang kara. Mungkin ayahnya meninggal karena HIV juga. Entahlah.
Aku menatap wajah pucat Samuel yang terbaring lemah dengan infus yang terpasang ditubuhnya. Selama Samuel di rawat tidak ada satu pun kata keluh kesah yang keluar dari mulutnya.
Masih jelas tergambar di memoriku pembicaraan kami berdua ketika mengajaknya makan di KFC di salah satu mal di bilangan Jakarta Barat.
“Samuel pengen kado natal!” Ungkap Samuel tiba-tiba begitu melihat nuansa natal yang menghiasi setiap penjuru mal.
“Mau kado apa?”
“Cuma pengen boneka Tazmania.”
“Nanti koko belikan kalau koko sudah punya duit. Beberapa harri ini belum ada tas yang laku. Nanti koko belikan boneka Tazmania yang gede.”
“Yang kecil juga ngga apa-apa kok.”
“Tapi jangan lupa berdoa ya.”
“So, pasti!”
Malamnya sebelum beranjak tidur, kembali dia mengutarakan keinginannya.
“Koko pasti belikan buat kamu. Berharap sebelum natal banyak tas yang laku.”
“Amin!” teriaknya memecah kesunyian malam.
Hatiku miris, seharian aku dan Samuel hanya minum air kran. Tidak ada duit yang tersisa.
“Maafkan koko, Samuel,” bisikku dalam hati sambil mengusap kepalanya.
Menit berikutnya.
Dia mengajakku berdoa. Biasanya aku yang mengajaknya.
“Tuhan… Berkati Ko Bumi ya. Berkati pekerjaannya dan usaha on…”
“Online.” timpalku yang mengetahuinya kesulitan menyebut kata tersebut.
“Usaha onlinenya. Berkati juga bloknya.”
Aku tersenyum ketika dia menyebut kata blog dengak pemakaian huruf K dibelakangnya.
“Nama blognya apa ko?”
BumiDinasty.com,” ucapku dengan perlahan-lahan.”
“Berkati Bumi Dinasty dot com ya Tuhan. Biar banyak orang yang diberkati.”
Aku terharu. Aku meneteskan air mataku.
*****
“Ko, aku mau pulang saja!”
“Kenapa sayang? Di sinikan enak? Ngga kayak di kos koko.”
“Tapi aku kasihan koko harus berhutang untuk bayar semuanya.”
Diam. Sesak.
“Kamu jangan pikirkan itu ya, sayang. Tuhan pasti cukupkan semuanya.”
Tidak ada pilihan selain meminjam uang dengan Ko Willy dengan jaminan gajiku di potong setengah dari seharusnya aku terima setiap bulan.
Sebatang kara seperti ini tidak bisa berharap pertolongan kepada keluarga. Ah, betapa indahnya kalau masih memiliki keluarga. Teman? Ini Jakarta. Uang ngga jatuh dari pohon kayak daun kering. Siapa yang mau memberikan pinjaman kepadaku tanpa jaminan apa-apa yang bisa disita kalau tidak mampu melunasi hutang yang ada? Memberikan pinjaman ke keluarga sendiri saja masih pakai hitung-hitungan. Kalau mau nyumbang harus di ekspos. Berharap kepada manusia memang sering mengecewakan.
“Kamu harus di rawat di sini supaya cepat sembuh.”
“Ko…. Maafkan aku.”
“Kenapa harus minta maaf?”
“Aku sudah merepotkan koko.”
Aku menggenggam tangannya. “Kamu tidak merepotkan kok. Percayalah! Koko malah senang bisa berkorban buat kamu.”
******
12915652635125962
1291565283359961275
1291565305740409917
Segala macam usaha telah di coba oleh tim dokter yang menangani Samuel. Sudah dua minggu terakhir ini berbagai obat pun silih berganti dimasukkan ke dalam tubuhnya.
Setiap hari berjam-jam aku menemaninya setelah pulang dari jaga toko. Mengobrol, bergurau atau kadang-kadang berdongeng untuknya.
“Ko, apa artinya meninggal dunia?”
Pertanyaan yang menghentakkan diriku yang lelah dan lapar. HIV sudah memporak-porandakan seluruh sistem pertahanan tubuh Samuel. Infeksi yang tidak terlalu berat pun dapat menimbulkan penyakit yang fatal.
“Artinya, kamu akan suatu tempat yang jauh. Tempat di mana kamu berasal.”
“Perginya sendirian?” tanyanya lemah.
Mataku berkaca-kaca. Namun aku mencoba untuk menahan agar air mata itu tidak jatuh.
“Sendirian. Tapi kamu jangan takut.”
“Kalau aku meninggal dunia, siapa yang akan menemani koko?”
Akhirnya air mataku juga jatuh. Diantara penderitaannya dia masih memikirkanku.
“Aku tahu, koko sering ngga makan biar aku kenyang. Koko sering jalan kaki pulang pergi ke toko biar bisa belikan aku sesuatu setiap hari. Nanti di sana, siapa yang motongin kuku Samuel?” ucapnya sambil meneteskan air matanya.
Aku memeluknya.
“Kamu ngga usah mikirin koko ya, sayang!  Tuhan pasti menjaga koko.”
“Nanti kalau aku sudah besar dan punya uang yang banyak. Aku mau belikan koko sebuah toko. Biar koko ngga usah kerja lagi. Trus belikan koko rumah dan mobil, biar kalau hujan bisa tetap tidur enak dan tidak perlu lagi jalan kaki.”
Mulutku tertutup rapat. Bungkam. Tak ada kata yang bisa melewati kerongkonganku. Di tengah rasa sakitnya, dia masih menyimpan sebuah impian. Bukan keluh kesah karena sakit yang di deranya.
******
1291565334890052374
Aku membawa sebuah boneka Tazmania kecil untuk Samuel. Samuel yang terbaring lemah memaksakan senyumannya.
“Ko…”
“Kenapa sayang?”
“Besok aku tidak bisa ikut koko natalan di gereja.”
“Ngga apa-apa.”
“Kamu suka ngga bonekanya?”
“Terima… kasih… ya, ko! Bonekanya bagus banget.”
“Maafkan koko ya. Koko ngga bisa belikan kamu boneka yang gede.”
“Ko, aku mau… kasih koko… kado.”
Aku tercengang!
“Aku cuma… bisa kasih lagu buat koko…”
Aku mendekatkan kupingku di wajah Samuel. Suaranya semakin pelan.
“Ku yakin saat Kau berfirman
Ku menang saat Kau bertindak
Hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMu
Ku aman karna Kau menjaga
Ku kuat karna Kau menopang
Hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu
Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya”
Air mataku terus jatuh ketika dengan susah payah dia menyelesaikan lagu tersebut. Meski sudah tidak ada lagi harapan Samuel tetap percaya mujizat itu ada.
“Selamat natal ya ko,” ucapnya dengan sangat pelan.
“Selamat natal juga sayang.”
“Ko…”
“Iya, sayang!”
“Koko bisa nyanyikan aku sebuah lagu…”
Tanpa berpikir panjang aku memenuhi permintaan Samuel. Lagu kegemarannya…
Dalam segala perkara
Tuhan punya rencana
Yang lebih besar dari
Semua yang terpikirkan
Apapun yang Kau perbuat
Tak ada maksud jahat
Sebab itu kulakukan 
Semua dengan-Mu Tuhan
Reff:
Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum ku coba, semua yang ku bisa
Tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana.
Tangan kanan Samuel mendekap boneka Tazmanianya sementara tangan kirinya menggengam tanganku.
Genggamannya makin lama makin lembut hingga tak ada lagi nadinya yang berdetak.
“Surga menantimu, pahlawan kecilku,” bisikku dikupingnya yang dingin.
12915653581392454104
12915653731802124900
*****
TAMAT


Bicara Tentang Cinta

0
Detak jantung terus berlantun, langkah kaki tetap terpadu, dalam lembaran penuh warna kehidupan angan yang terpendam akan terwujud cita-cita ang tinggi akan tercapai dengan usaha serta keriangan dan kesungguhan itulah arti dari mencintai diri sendiri.

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita. Tuhan membrikan kita dua buah kaki untuk berjalan, dua buah tangan untuk memegang, dua telingan untuk mendengar dan dua mata untuk melihat, tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati kepada kita?? karena Tuhan telah memberikan sekeping hati lagi untuk seseorang untuk kita mencarinya, itulah CINTA. Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kita masih mau mencoba, jangan sesekali menyerah jika kita masih merasa sanggup, jangan sesekali megatakan kita tidak mencintainya lagi jika kita masih tidak dapat melupakan.

Cinta datang kepada seseorang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah di khianati, kepada mereka yang masih ingin dicintai walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang masih mepunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan. Jangan sampai kita menyimpan kata-kata cinta kepada orang yang tersayang hingga dia meninggal dunia dan akhirnya kita terpaksa mencatat kata-kata cinta itu pada usarannya, sebaiknya ucapkanlah kata-kata cinta itu yang tersipan dibenak kita sekarang selagi masih ada hayatnya, mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu menjadi emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintai kite, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kita tidak memiliki keberanian untuk menyatakan cinta itu kepadanya. Seandainya kita ingin mencintai ayau memiliki hati seseorang ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah, kadang kala kita mencium harum mawar tersebut tetapi ada kalanya kita merasakan disaat duri mawar itu menusuk jari.  Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kita bertemu dengan seseorang yang sangat berati bagi kita hanya untuk menemukan bagaimana pada akhirnya menjadi tidak berati dan kita harus membiarkannya dia pergi.

Kadang kala kita tidak menghargai orang yang mencintai kita sepenuh hati sehingga kita kehilangannya. Pada saat itu tiada pula penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi. Cintailah seseorang atas dasar siapa ia sekarang bukan siapa ia sebelumya, kisah silam tidak perlu di ungkit lagi sekiranya kita benar-benar mencintainya setulus hati. Hati-hati dengan cinta karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. 
Kemungkinan apa yang kita sayangi atau cintai tersimpan keburukan di dalamnya dan kemungkinan apa yang kita benci tersimpan kebaikan didalamnya. Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri sendiri artinya bijaksana, cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya taqwa. Lembarkanlah seseorang yang bercinta kedalam laut pasti ia akan membawa seekor ikan, lemparkanlah pula seseorang yang gagal bercinta kedalam segudang roti pasti ia akan mati kelaparan, seandainya kita dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih dirimu tobah seperti gong yang bergaung atau sekedar rencangan yang bergemelincing. 

Cinta adalah keabadian dan kenangan adalah hal terindah dalam cinta yang pernah di miliki, siapapun pandai menghayati cinta tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah sesuatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan oleh hati dan perasaan. Cinta mampu melunakan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan kepadanya serta membuat budak menjadi pemimpin, itulah dasarnya CINTA. Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya seperti gambaran yang kita inginkan jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri kita sendiri yang kita temukan dari dalam dirinya. Kita tidak akan pernah tahu bila kita jatuh cinta, namun apabila sampai saatnya itu railah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya di hatinya, cinta bukanlah kata yang murah dan gemurah tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat melihat dan menilai kesuciannya.

Bercinta memang mudah untuk dicintai juga memang mudah tetapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh, jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan lebih baik cinta itu tak pernah hadir karena cinta sesuatu yang membawa keindahan  dan kebahagiaan didalamnya. Cinta itu seperti kupu-kupu  tanbah dikejar tambah lari, tapi kalo dibiarkan terbang dia akan datang disaat kita tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia, tapi sering juga buat sedih, tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya, jadi janganlah terburu-buru dan pilihlah yang terbaik. 

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang sempurna bagi seseorang tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantu menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah bilang I LOVE YOU kalau kita tidak pernah peduli, jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada, jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu untuk menghancurkan hatinya, jangan pernah menatap matanya kalau semua yang dilakukan kita hanya untuk berbohong.  Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kita tidak berniat untuk menangkapnya. cinta bukan INI BUKAN SALAH KAMU tapi MAAFKAN AKU, bukan KAMU DIMANA SIH? tapi AKU DISINI, bukan GIMANA SIH KAMU tapi AKU NGERTI KOK, bukan COBA KAMU GAK KAYA GINI tapi AKU CINTA KAMU SEPERTI KAMU APA ADANYA. Kopatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kita sudah bersama maupun berapa sering kita bersama, tapi apakah selama kita selama bersama kita saling mengisi satu sama lain, dan saling membuat hidup yang berkualitas. Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama kita inginkan dan menyayat sedalam yang kita izinkan, yang berat bukan bagaimana cara mengulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana cara belajar darinya. 

Cara jatuh cinta, jatuh tapi jangan teruyung-uyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu. Memang sakit melihat orang yang kita cintai sedang berbahagia dengan orang lain tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kita cintai itu tidak berbahagia bersama kita, cinta akan menyakitkan ketika kita berpisah dengan seseorang tetapi lebih menyakitkan apabila kita di lupakan oleh kekasih tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila orang yang kita sayangi  tidak tahu apabila yang sesungguhnya kita rasakan. Yang paling menyedihkan dalam hidup ini adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kita dan kita sudah menghabiskan waktu yang banyak untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Kalau dia akan berkata tidak maka ia tidak akan pernah berkata iya setahun lagi ataupun sepuluh tahun lagi biarkan dia pergi. Cinta adalah semangat, cinta adalah kepercayaan, cinta adalah energi yang tidak dapat dimusnahkan, ia hanya bisa berbubah bentuk. Cinta memang tak harus memiliki karena mencintai berati memberi tanpa pernah meminta.

Sumber : Mario Teguh quotes (cerita cinta Mario Teguh)

Sahabatku adalah kalian!

0
SAHABAT!! menurut kalian arti sahabat itu apa sih? pasti kalian semua punya sahabat dong?? 
Menurut aku, sahabat adalah orang nomer dua yang paling deket di hidup kita setelah keluarga, dialah yang mengerti kita yang ada selain kita selain keluarga, tempat kita bersandar diri, mencurahkan isi hati, berbagi pengalaman, pokoknya senang duka bersama dia. 

Kembali lagi kemasa-masa SMA, dulu waktu SMA aku punya genk namanya "ADEFAGIRATA" memang sedikit aneh namanya tapi itu ada artinya, artinya itu kepanjangan dari nama-nama kami. A untuk Ajeng Putri Aryantika, DE untuk Dewi Febriyanti, FA untuk Fanny Ayu Kinanti, GI untuk Gina Indriany Iskandar, RA untuk Mugi Mira Lestari dan TA untuk aku sendiri Yulita Dwi Irawan. Nama itu di bentuk ketika kelas 2 SMA ntah kenapa sampai akhirnya kami memutuskan untuk membuat genk, mungkin pada awalnya tanpa di sengaja kami sering belajar bareng, kelompok bareng, makan bareng dan pada akhirnya kami dekat seperti sahabat untuk itu kami mmeutuskan untuk membuat genk. Emang bener sahabat selalu ada di saat suka dan duka, kami merasakan kok akan hal itu, pernah ada suatu kejadian salah satu di antara kami yang mengalami  kesusahan dan kami juga bisa ikut merasakan dan kami pun ikut menyelesaikan solusi dari masalah tersebut hingga masalah tersebut dapat di pecahkan. Dan juga pernah ada suatu kejadian, salah satu di antara kami pernah bertengar karna hal sepele saja, emang sih rasanya gak enak loh kalo marahan sama sahabat. dan pada akhirnya kami baikan. Dan dari kejadian-kejadian itu kami jadi tahu sifat-sifat dari sahabat kami dan kita juga bisa memahami karakter dari mereka. 


KALAU BUKAN DARI SEKARANG, KAPAN LAGI???

0
Kalo bukan dari sekarang, kapan lagi? nunggu di jemput sama malaikat izrail?? teringat kata-kata itu ketika teman SMA selalu celetuk kalimat itu. Pada awalnya ia hanya bercanda "woy, lo dapet salam?" | "dari siapa?" | "dari izrail". Seketika semua teman-temanku tertawa dan sebagian ada yang mikir kedepannya.
Ya, memang itu hanyalah sebuah lelucon anak SMA pada saat itu, namun pada akhirnya saya mikir dan menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, tidak ada yang abadi hidup di dunia ini, yang abadi hanyalah hidup di akhirat. Maka ketika ingat kalimat itu seketika rasanya takut dengan kematian, kematian gak ada yang tahu bukan kapan terjadinya, kan cuma Allah yang tahu semuanya dan sudah di takdirkan oleh Allah. Kita gak akan pernah tahu kapan izrail akan menjemput kita entah besok, lusa, atau 10 tahun kemudian umur seseorang sudah di atur oleh Sang Kuasa. Apakah kalian sudah siap ketika izrail sudah menjemput untuk membawa kita untuk bertemu dengan Allah?? Apa bekal kalian untuk di akhirat nanti?? Apa kalian sudah siap untuk hidup yang sebenarnya? hidup abadi di akhirat nanti. Apa kalian sudah yakin bakalan masuk surga?? Sedih banget deh rasanya kalo membahas soal itu, semua orang pasti ingin masuk surga, mana ada yang mau masuk neraka terus di siksa. yang masuk neraka kan cuma iblis dan semacamnya.   
Berarti kalo kita masuk neraka kita di temenin sama iblis dong!!!! takutttt deh!!!!!!!
Membahas soal itu aku jadi takut deh dan aku ngebayangin gimana kalo besok aku mati dan jawaban aku "AKU BELUM SIAP!!" iyaaa, aku belum siap karna masih banyak dosa yang telah aku perbuat, masih banyak lisan yang mungkin pernah menyakiti hati seseorang, masih suka ngomongin orang, dan masih banyak lagi dosa yang aku perbuat. Tapi aku sadar aku akan perbaiki diri dari sekarang, ya..mungkin gak langsung berubah begitu aja, dengan cepat dan kilat. Untuk berubah menjadi lebih baik lagi butuh proses bukan??? maka dari itu dari sekarang harus pelan-pelan dikit demi sedikit mencari pahala dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk bekal nanti di akhirat, kan kalo di kumpulin lama-lama jadi banyak bukan?? jadi nanti ketika izrail menjemput kita sudah siap.

Pada awalnya saya menulis ini hanya ingat dengan teman SMA saya dulu, nah kebetulan ada tugas mata kuliah untuk membuat artikel, untuk itu saya menulis ini deh. Semoga bermanfaat ya, maaf kalo tidak bagus tilisannya. hehee....